Selasa, 21 Juni 2016

Kritik Arsitektur, Metode Normatif, Terukur

Kritik Arsitektur, Metode Normatif, Terukur

Kritik terukur adalah pernyataan suatu analisa bangunan di lakuan berdasarkan observasi di ukur menggunakan bilangan atau angka serta di tetapkan melalui hukum-hukum matematika tertentu. Penggunaan norma terukur lebih mengarahkan pada pengumpulan data yang kuantitatif. Hal ini merupakan salah satu bentuk pengendalian rancangan arsitetural yang berdasarkan analogi dari ilmu pengetahuan alam yang terformulasikan .
Sekumpulan analisis yang di definisikan berdasarkan pengumpulan data dan mengkaji macam literatur. Penggunaan metode kritik di butuhkan data valid yang di hasilkan dari pengukuran besaran ruang dengan acuan standarisasi dengan bangunan lainnya dan dapat menggunakan literatur sebagai acuan standar yang telah ditetapkan dalam Data Arsitektur (Neufert Architect’s Data) dan Time Saver.(https://ginadamar.wordpress.com/2015/11/17/kritik-arsitektur-terukur/).


Menara Pinisi (Gedung Pusat Pelayanan Akademik UNM)



Bangunan ini merupakan Gedung Pusat Pelayanan Akademik Universitas Negeri Makassar. Gedung ini memiliki 17 lantai. Tim desain: yu sing, benyamin k narkan, eguh murthi pramono, iwan gunawan. 
Gedung ini memiliki ketinggian 97,50 meter, masing-masing lantai pada bangunan ini memiliki tinggi 3,5 meter sudah merupakan standart tinggi minimal suatu ruangan.

KONSEP DESAIN

Konsep Desain mengusung lokalitas bangunan tradisonal setempat. Di ambil dari kekayaan budaya Makssar dan nilai nilai filosofi arsitektur trasisional yang di kombinasi dengan arsitektur masa kini.

Konsep dasar bangunan ini sebagai berikut :
Gedung Pusat Pelayanan Akademik UNM didesain sebagai ikon baru bagi UNM, kota Makassar, dan sekaligus Sulawesi Selatan. Eksplorasi desain GPPA UNM mengutamakan pada pendalaman kearifan lokal sebagai sumber inspirasi, yaitu makna Logo UNM, Rumah Tradisional Makassar, falsafah hidup masyarakat Sulawesi Selatan (Sulapa Eppa / empat persegi), dan maha karya Perahu Pinisi sebagai simbol kejayaan, kebanggaan, dan keagungan. Serangkaian eksekusi bentuk dan detail-detail solusi desain yang bersumber pada kearifan lokal, dipercaya mampu membentuk lingkungan kampus masa kini yang berkelas internasional.
GPPA UNM sebagai icon baru yang merupakan gedung tinggi pertama di Indonesia dengan sistem fasade Hiperbolic Paraboloid, merupakan ekspresi futuristik dari aplikasi kecanggihan ilmu pengetahuan dan teknologi. Bangunan Pusat Pelayanan Akademik UNM merupakan perwujudan dari serangkaian makna, fungsi, dan aplikasi teknologi yang ditransformasikan ke dalam sosok arsitektur. Kekayaan makna tersebut akan meningkatkan nilai arsitektur GPPA UNM menjadi lebih dari sekedar sosok estetis, tetapi juga memiliki keagungan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.

Gedung Pusat Pelayanan Akademik UNM
Seperti pada Rumah Tradisional Makassar yang terdiri dari 3 bagian (kolong/awa bola, badan/lotang, dan kepala/rakkeang) dan dipengaruhi struktur kosmos (alam bawah, alam tengah, dan alam atas), GPPA UNM juga teriri dari 3 bagian:
Bagian bawah berupa kolong/panggung.
Bagian kolong ini posisinya terletak 2 meter di atas jalan agar bangunan terlihat lebih megah dari lingkungan sekitarnya. Lantai kolong ini didesain menyatu dengan lansekap yang didesain miring sampai ke pedestrian keliling lahan.
Bagian badan berupa podium.
Podium terdiri dari 3 lantai, simbol dari 3 bagian badan pada Rumah Tradisional Makassar (bagian depan/lotang risaliweng, ruang tengah/Lotang ritenggah, dan ruang belakang/Lontang rilaleng). Bagian podium ini juga bermakna ganda sebagai simbol dari tanah dan air.
Bagian kepala berupa menara.
Menara terdiri dari 12 lantai yang merupakan metafora dari layar perahu Pinisi dan juga bermakna ganda sebagai simbol dari angin dan api.

1. BADAN

Bangunan Podium memiliki denah yang berbentuk trapesium dengan sisi miringnya menghadap ke jalan utama pada sisi Barat. Bangunan yang miring merupakan respon terhadap sudut lahan dan juga sebagai strategi untuk memperpanjang fasad bangunan serta sebagai kontrol visual dari luar bangunan. Orang di luar lahan akan selalu melihat bangunan secara perspektif untuk meningkatkan kualitas visual ruang kota. Dalam proses desain, bangunan podium dibelah menjadi 4 bagian sesuai dengan simbol falsafah hidup masyarakat Sulawesi Selatan yang terdiri dari empat persegi (makna 4 unsur/kesadaran manusia akan diberikan metafora ke dalam bagian bangunan yang lainnya).

  • Bangunan terbelah menjadi 4 bagian, bentuk tersebut terinspirasi dari deretan perahu pinisi yang berada di pinggir pantai. 

  • Tepat di tengah sumbu axis bagian belakang bangunan menara, terdapat void kosong berbentuk elips yang memotong bangunan podium. Di bagian paling bawah void berfungsi sebagai kolam air mancur yang dengan di kelilingi ramp. Void kosong di bagian tengah merupakan metafora dari lingkaran berwarna terang di pusat logo UNM, yang dijelaskan sebagai pusat kajian ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau kesenian. Di puncaknya terdapat exhaust turbine untuk mengalirkan uap kolam sebagai elemen pendinginan suhu bangunan, merupakan yang metafora 3 layar segitiga yang menghadap ke arah void.

Bangunan podium juga merupakan metafora dari unsur tanah dan air. Dinding bangunan podium berupa kaca reflektor sinar matahari yang berwarna kecoklatan seperti warna tanah, dengan sirip-sirip penahan matahari yang terbuat dari stainless steel yang memantulkan cahaya seperti air. Sirip-sirip ini juga didesain sebagai bagian dari façade bangunan dengan pola ombak.

2. KEPALA


Bangunan menara memiliki denah berbentuk trapesium simetris, dengan façade pada kedua sisi miringnya pada sisi utara dan selatan menggunakan sistem struktur HIPERBOLIC PARABOLOID. Untuk membentuk suatu expresi yang dinamis, maka Fasad menara dibuat merotasi secara ritmik. Dengan menggunakan sistem hiperbolic paraboloid tersebut, fasad menara merupakan metafora dari layar utama perahu pinisi. Kanopi-kanopi horisontal pada façade sisi Utara dan Selatan ini dapat juga berfungsi sebagai photovoltaic untuk mengkonversikan energi matahari menjadi energi listrik. Pada fasad sisi Barat dan Timur menara terdapat dinding ornamen 3 dimensi yang terbentuk dari rangkaian bidang-bidang segitiga, sebagai penahan matahari. Bentuk bangunan menara menjadi semakin atraktif karena memiliki bentuk visual yang berlainan bila dilihat dari sudut pandang yang berbeda. Pada puncak menara terdapat rangkaian pipa yang berirama yang dapat difungsikan juga sebagai menara telekomunikasi. Bangunan menara juga merupakan metafora dari unsur angin dan api. Fasad layar mewakili unsur angin, sedangkan puncak menara merupakan penyederhanaan dari bentuk lidah api.

3. KAKI



Bangunan kaki terdiri dari 2 bagian yaitu bagian landasan dan kolong, sebagai berikut :
  • Landasan merupakan 1 lantai semi besmen yang berfungsi sebagai area parkir dan servis. Bagian landasan ini didesain seolah-olah terletak di bawah lansekap yang ditinggikan sampai 2 meter, membentuk pagar alami sekeliling lahan. Seluruh lahan di sekeliling bangunan difungsikan sebagai hutan universitas. Di depan landasan bagian Barat terdapat danau buatan yang berbentuk segitiga dengan kolam-kolam yang berundak. Danau buatan ini berfungsi sebagai kolam penyaringan alami dari air hujan dan air kotor bekas pakai yang akan digunakan kembali sebagai sumber air bersih untuk penyiraman toilet dan taman.
  • Bagian kolong merupakan ruang terbuka di bawah podium sebagai ruang sosialisasi bersama. Ketinggiannya 1,5 kali ketinggian lantai lainnya untuk memberikan kesan luas dan lega. Di lantai ini terdapat fungsi kantin kampus yang sifatnya semi terbuka. Bagian landasan yang menghadap ke arah kampus eksisting didesain sebagai amphitheater dengan tangga-tangga sebagai tempak duduk di sepanjang sisi Timur bangunan.
KONSEP HEMAT ENERGI
Bangunan ini pun memiliki konsep hemat energi, memaksimalkan energi yang di hasilkan dari alam. Dan diantaranya adalah bagian bagian sistem yang di fungsikan sebagai pendingin suhu agar lebih sejuk dan memberi kesan ketenangan, sebagai berikut : 

  • Panggung, 
  • Lorong angin, 
  • Kolam, 
  • Danau buatan, berfungsi sebagai sistem penyaringan air kotor dan air hujan untuk digunakan kembali.
  • Taman atap (di atas podium), 
  • Hutan universitas dan ventilasi silang bangunan 
Sistem pemanfaatan cahaya alami, sebagai berikut :
  • Bangunan yang terbelah-belah memungkinkan cahaya alami dapat menerangi semua ruang dalam.

  • Sirip-sirip secondary skin dan kaca reflektor matahari mengurangi radiasi panas matahari langsung.

  • Kanopi-kanopi photovoltaic pada fasad bagian samping menara

  • Dan kincir angin vertikal (pada taman atap podium) sebagai sumber energi listrik berkelanjutan. Saat ini sudah ada teknologi photovoltaic yang dapat langsung digunakan sebagai energi pendingin ruangan / AC tanpa melalui konversi menjadi energi listrik. Dengan demikian tidak akan ada energi yang terbuang di dalam proses konversi energi.

KONSEP RAMAH LINGKUNGAN
Seiring kebutuhan lingkungan yang mengharuskan untuk pelestarian lingkungan maka bangunan ini di usahakan untuk menunututnya sebagai bangunan yang ramah lingkungan. Selain itu mengoptimalkan desain untuk mendugkung proses belajar dan sosialisai dengan nyaman pun perlu di lakukan, dengan memaksimalkan lahan sekeliling bangunan GPPA UNM untuk di manfaatkan sebagai lansekap. Berikut adalah elemen lansekap yang di bangun :
1. Hutan kampus di sekeliling bangunan GPPA UNM, hutan kampus dengan berbagai jenis pohon peneduh antara lain berfungsi sebagai berikut:

  • Penyaring debu dan kebisingan suara dari jalan dan lingkungan sekitar.
  • Sumber penghasil Oksigen dan penyerap polutan.
  • Pembentuk ekosistem baru bagi berbagai burung, kupu-kupu, atau serangga lainnya.
  • Pagar pembatas alami antara jalan / orang luar dengan bangunan / penghuni kampus.
2. Pemisahan antara jalur kendaraan dengan jalur pejalan kaki.
3. Parkir dan drop off kendaraan diletakkan pada lantai semi besmen, jalan penghubung antara kampus eksisting dengan GPPA UNM dialihfungsikan menjadi jalur pedestrian dengan pohon-pohon peneduh di kiri-kanannya.
4. Danau buatan dan kolam elips, elemen mediatif dapat timbul dari percikan air kolam.
5. Ruang terbuka bersama, ruang yang terletak di bawah podium di fungsian sebagai ruang terbuka bersama yang dilengkapi dengan kantin kampus, berbagai tempat duduk-duduk, tempat belajar, dan fasilitas hot spot.
6. Teater terbuka.
7. Amphitheatre sebagai penghubung antara ruang terbuka bersama dengan kampus eksisting. Amphitheatre ini sangat bermanfaat bagi mahasiswa untuk melakukan berbagai pertunjukkan seni dan budaya atau acara informal lainnya.
8. Taman atap.Taman di atas atap podium sebagai ruang meditasi dan sumber inspirasi, yang juga turut membantu mengurangi dampak pemanasan global dengan mengembalikannya sebagai ruang hijau.





Selasa, 05 April 2016

Kritik Arsitektur , Metode Normatif ,Typical

Masjid Al-irsyad Bandung

Berkas:Al Irsyad Mosque Bandung.JPG
Masjid Al-Irsyad merupakan sebuah masjid yang terletak di Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Indonesia. Masjid ini dibangun pada tahun 2009 dan selesai pada tahun 2010. Desain masjid dirancang mirip Kakbah. Warna dasarnya abu-abu. Penataan batu bata pada     keseluruhan dinding terlihat sangat mengagumkan. Batu bata disusun berbentuk lubang atau celah di antara bata solid. Pembangunan masjid ini diarsiteki oleh Ridwan Kamil. Dia menciptakan desain unik sebuah masjid yang memanfaatkan sinar matahari. Pembangunan masjid menghabiskan dana sebesar Rp 7 miliar. Desain arah kiblat dibuat terbuka dengan pemandangan alam. Saat senja, semburat matahari akan masuk dari bagian depan masjid yang tak berdinding itu. Masjid ini mempunyai luas 1.871 meter persegi hanya memiliki tiga warna yaitu putih, hitam, dan abu-abu. Susunan tiga warna tersebut menjadikan tampil lebih cantik, modern, simpel namun tetap elegan dan enak dipandang mata (https://id.wikipedia.org/wiki/Masjid_Al-Irsyad).


Kritik yang di gunakan untuk mengkritik bangunan ini adalah metode ritik normatif tipikal.
Kritik tipikal pada masjid Alirsyad dibagi dalam 3 tipe, yaitu :

1. Struktur       


Elemen-elemen arsitektural yang terdapat pada Masjid Al-Irsyad ini mengusung arsitektur yang sustainability atau keberlanjutan dengan desainnya yang memerhatikan olahan bentuk dan fasad yang berefek pada pencahayaan dan pengudaraan, juga pada landcaping-nya, hingga pemilihan materialnya yang memiliki unsur lokalitas. Pada masjid Alirsyad Bandung dapat dilihat masjid ini telah menggunakan material lokal untuk menunjang konsep sustainable design, material fasad menggunakan roster/batu cisangkang dari karawang. Fasad bangunan ini didesain dengan maksud tersendiri pada tampilan fasade nya yang disebut super grafik, yang memiliki pola-pola khusus, sehingga material batu Cisangkan ini harus produksi per modul secara khusus yang dapat digunakan untuk pola-pola super grafik tersebut. Warna pada fasad Masjid Al-Irsyad memiliki daya serap kalor yang besar, sehingga panas yang diterusakan kedalam ruang akan besar, namun adanya insulasi pada kulit bangunan dan cross ventilation akan menghantarkan angin yang optimal kedal am ruangan dan radiasi panas akan mudah keluar. Material yang di gunakan untuk Lantai utama adalah material granite tile yang di lapisi karpet sesuai dengan saf untuk solat, sedangkan lantai sekunder menggunakan material batu – batu koral sebagai ornamentasi pengolahan lantai sekaligus sebagai area resapan cipratan air hujan yang berasal dari bukaan udara di area bawa fasad bangunan. Pada bagian mihrab terdapat teknik pasif berupa patio yang berfungsi sebagai cooling effect yaitu mereduksi radiasi matahari yang masuk ke dalam bangunan. Dinding terbuka menjadi sumber cahaya dan udara untuk operasional bangunan setiap harinya, oleh karena itu bangunan masjid ini tidak menggunakan AC dan pencahayaan buatan pada pagi hingga sore hari. Desain plafon memberikan tambahan estetis pada ruangan masjid. Meski siang hari lampu tidak dinyalakan namun pembayangan dari sinar yang datang dari arah mihrab yang mengenai kotak - kotak lampu tersebut menjadi lebih dramatis, mampu memberikan kenyamanan pengguna dan kenyamanan visual. (Udjianto Pawitro, Annisa Nitya, Tamdy Septiandi, Arif  Hernomo. (2014). Kajian Ekspresi Ruang Luar dan Ruang Dalam pada Bangunan Masjid Al – Irsyad Kota Baru Parahyangan Ditinjau Dari Sustainable Design. Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Bandung)

  


2. Fungsi

Fungsi bangunan ini adalah Masjid yaitu tempat beribadah umat muslim, namun di lihat dari bentuknya, bangunan ini sama sekali tidak menyerupai tipikal konsep dasar bentuk masjid pada umumnya, yang semestinya memiliki bentuk atap kubah atau biasanya atap atap joglo. Ruang - ruang di masjid ini masih sama seperti masjid pada umumnya yang memiliki mihrab dan ruang shalat. Pada bagian mihrab terdapat teknik pasif berupa patio yang berfungsi sebagai cooling effect yaitu mereduksi radiasi matahari yang masuk ke dalam bangunan.

 
Gambar 1.1 .Mihrab                    Gambar 1.2 .Ruang Shalat


3. Bentuk

Bentuk Masjid Al-Irsyad sama sekali tidak menyerupai tipikal bentuk masjid pada umumnya, masjid ini tidak memiliki kubah, bentuk fasad yang modern terlihat simpel namun elegan, hanya berbentuk kubus di lengkapi dengan lubang - lubang yang berfungsi sebagai sirkulasi cahaya dan udara. Penggunaan warna tidak berlebihan hanya mengguanakan warna dasar abu - abu.



Gambar 1.1 .Tipikal Masjid beratap joglo
Bentuk masjid seperti ini masih banyak di daerah jawa


Gambar 1.2 .Tipikal Masjid beratap kubah
Bentuk masjid beratapkan kubah, ini adalah konsep dasar arsitekur masjid

Berkas:Al Irsyad Mosque Bandung.JPG

Gambar 1.3. Masjid Al-Irsyad
Bentuk masjid mengikuti perkembangan zaman, yang di ilhami teori teori arsitektur modern. Masjid ini termasuk sangat unik dan bentuknya mirip dengan ka'bah.


Selasa, 29 Maret 2016

Arsitektur Universitas Bandar Lampung

Nama : Adni Julansyah
NPM : 13331013

1. Pendidikan Arsitektur
Pendidikan Arsitektur adalah Ilmu yang mempelajari tentang seni merancang bangunan dan juga cakupan yang lebih luas lagi yaitu merancang dan membangun lingkungan binaan. Arsitktur juga bersifat kompleks ,menangani semua masalah terkait ekonomi, sosial,dan budaya.

2. Kenapa kuliah Arsitektur di UBL ?
Program S1 Arsitktur Universitas Bandar Lampung sudah terakreditasi B, maka dari itu saya memilih universitas ini sebagai tempat saya mempelajari bidang ilmu Arsitektur.

3. Keunggulan Prodi Arsitektur UBL
Keunggulan Prodi Arsitektur Universitas Bandar Lampung, memiliki dosen yang berkualitas dan di setiap memberikan perkuliahan mereka selalu memberi materi dengan di sertai sample-sample agar materi dapat mudah diserap oleh mahasiswa. Memiliki dosen yang mudah di ajak berdiskusi di manapun di luar perkuliahan, mempraktekan belajar yang menyenangkan mahasiswa dan dosen dapat saling share mengenai masalah dalam perkuliahan, masalah dosen dalam penyampaian perkuliahan dan juga apakah mahasiswanya sudah menyerap perkuliahannya dengan baik.